Untunglah aku terbangun. Dan akhirnya selesai sudah aku mengerjakan apa yang memang seharusnya dikerjakan. Sore tadi mestinya. Tapi tak apalah sedikit terlambat. Ada untungnya juga, aku jadi bisa sekaligus melakukan sesuatu lainnya yang sangat-sangat bisa menenangkan hati.
Sabtu, 08 Desember 2012
Kerlip Kunang di Genggamanku
Untunglah aku terbangun. Dan akhirnya selesai sudah aku mengerjakan apa yang memang seharusnya dikerjakan. Sore tadi mestinya. Tapi tak apalah sedikit terlambat. Ada untungnya juga, aku jadi bisa sekaligus melakukan sesuatu lainnya yang sangat-sangat bisa menenangkan hati.
Diposting oleh hangga di 13.27 0 komentar
Minggu, 11 November 2012
Saya Lupa Tidak Menyentuh Air dan Pasirnya
sunset di Pantai Maron

Baca Selanjutnya..
Label: foto, perjalanan
Diposting oleh hangga di 05.52 0 komentar
Senin, 18 Juni 2012
The Transit of Venus
Label: secuil
Diposting oleh hangga di 05.34 0 komentar
Selasa, 15 Mei 2012
Dinihari Rasa Melon
Hey kamu..!
Ternyata aku terlanjur sayang dan jatuhcinta kepadamu
Mungkin kamu tidak tau
Tapi kamu selalu saja ada di ingatanku dan di ronggarongga hatiku
Aku mensyukurinya
Karena aku percaya itu adalah anugerah yang disisipkan Tuhan dalam hatiku
Dan aku percaya itu bukanlah sebuah kebetulan
Maafkan kalau itu mengganggumu,
setelah kamu tau
dan justru membuatmu berubah
Sekali lagi kukatakan
Terimakasih dan maaf
-pada dinihari rasa melow kubisikkan serangkai kata menye2-
Label: secuil
Diposting oleh hangga di 03.00 0 komentar
Sabtu, 03 Maret 2012
orangorangan sawah
satu siang di hamparan sawah saya menemukan orangorangan sawah, yang mungkin padanan kata dalam bahasa 'sono'nya scarecrow.
menurut saya cukup menarik, sudah tidak begitu banyak atau jarang saya melihat ada orangorangan sawah. tidak tahu juga kenapa.
apa mungkin sekarang sudah tidak banyak burung yang sering mencuricuri bulir padi? atau burung-burung sudah pada makmur sehingga tidak perlu lagi mencuri padi dari para petani? mungkin juga burung-burung tak tega mencuri dari pak tani yang tak juga nasibnya membaik untuk bisa dibilang makmur.
mungkin.. burung pipit dan burung-burung lainnya yang dulu sering mencuri padi sekarang tak tega lagi. tak tega melihat para petani yang tetap begitu-begitu saja nasibnya, sementara di atas sana..orang-orang penting perutnya buncit-buncit pada makmur. tapi dari kabar yang mereka dengar, mungkin burung tahu, orang-orang 'atas' itu pada makmur karena mencuri uang rakyat.
jadi mungkin..burung pipit dan teman-temannya tidak lagi mencuri bulir padi para pak tani. maksud mereka, memberi kesempatan pada pak tani agar orangorangan sawahnya bisa dipasang di 'atas' untuk menakut-nakuti orang 'atas' biar tak lagi mencuri uang rakyat.
entahlah.. sayangnya saya tidak ketemu burung pipit, jadi saya tetap tidak tahu kenapa sekarang orangorangan sawah sudah jarang.
Label: secuil
Diposting oleh hangga di 04.50 0 komentar
entah apa ini
pada langit petang kubisikkan..janganlah kau curahkan dulu tangismu, karena motorku baru saja kucucikan..
Label: secuil
Diposting oleh hangga di 04.19 0 komentar
Minggu, 26 Februari 2012
memfosil
pernah suatu kali saya bermimpi.
suatu saat nanti, mungkin nanti setelah saya tak berpijak di bumi ini lagi. beberapa tahun, beberapa puluh, atau beberapa ratus tahun ke depan.
salah satu atau beberapa tulisan saya akan ditemukan menjadi fosil. entah fosil digital atau entah berbentuk apa, tp mjd fosil yg bermanfaat.
sudah, cuma itu saja. sekarang, saya mau lanjut tidur lg di dini hari ini.
Label: secuil
Diposting oleh hangga di 02.35 0 komentar
Kamis, 09 Februari 2012
buaya irian
Label: foto
Diposting oleh hangga di 03.40 0 komentar
Rabu, 08 Februari 2012
Naif dan Perdamaian
|sbuah catatan tentang bom dan ekspansi|
Waktu saya kecil dulu, tidak pernah terdengar kabar ada bom meledak. Di sekolah guru mengatakan, sekarang dunia masuk era damai setelah berakhirnya Perang Dunia II dan berdirinya PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa).
Tidak akan ada lagi perang di dunia, karena semua masalah diselesaikan tanpa penggunaan persenjataan militer. Tentu saya percaya dengan penjelasan guru.
Saya pun berpikir bahwa era perang adalah masa lalu, era bangsa-bangsa berebut kuasa secara kuno. Ke depan, tak akan ada lagi perang, dunia damai. Bangsa-bangsa sudah dewasa dan saling menghormati kedaulatan masing-masing.
Tak akan ada lagi muntahan peluru dari moncong laras senjata, tak ada rudal ditembakkan, tak ada penjajahan, tak ada ekspansi satu negara pada negara lain, semua negara merdeka.
Jika situasi dunia internasional saja sedamai itu, apalagi Indonesia. Senjata api hanya dimiliki aparat-aparat yang memang berwenang. Apalagi bom. Orang awam non militer ataupun polisi sama sekali tidak akan bersentuhan dengan barang angker itu. Apalagi sampai bisa merakit, bahkan meledakkannya dengan sasaran yang sudah direncanakan.
Ya, setidaknya seperti itulah yang ada di benak saya waktu itu. Begitu naif memang. Tapi tentu saja waktu itu saya tidak menganggap itu naif. Setidaknya sampai saya menyadari, di luar sana masih saja ada negara yang memperjuangkan kemerdekaannya. Begitulah yang terpampang dalam koran yang dipasang di hole sekolah SMP saya.
Saya masih ingat, ada organisasi bernama PLO (Palestine Liberation Organization) yang menjadi organisai untuk memperjuangkan terwujudnya negara itu. Tapi toh nyatanya hingga sekarang pun negara itu belum juga mendapatkan hak kemerdekaannya secara penuh.
Tidak hanya itu saja. Satu negara adi daya yang menyatakan diri sebagai polisi dunia, bahkan membombardir satu negara lainnya. Dengan alasan menyelamatkan rakyat dari negara yang dibombardir itu, menegakkan demokrasi, menegakkan hak asasi manusia (HAM), dan memerangi teroris.
Tidak hanya sekali dengan sasaran satu negara. Kekerasan dan kebrutalan yang mengatasnamakan kebenaran itu juga dilakukan pada negara-negara lainnya. Bahkan belakangan, sang aktor utama tidak hanya sendirian, tapi berkomplot dengan beberapa negara kongsinya dalam aksi bombardir pada satu negara berdaulat.
Seperti di luar sana, di Indonesia sendiri pun ternyata juga terjadi ketidakdamaian. Tentu saja, permasalahan dan bentuk ketidakdamaiannya berbeda. Tapi yang pasti, negara tercinta ini tidak sedamai seperti yang ada di benak saya waktu itu. Senjata-senjata api dengan mudah didapat para separatis, residivis, juga orang-orang yang disebut teroris.
Bahkan bom. Dulu saya pikir tak akan ada letupan-letupan bom selain yang diledakkan oleh aparat saat latihan. Nyatanya bom berkali-kali meledak di wilayah nusantara tercinta ini. Bukan suatu kecelakaan, tapi memang disengaja dan direncanakan oleh entah siapa yang sebenarnya tidak berhak. Bahkan dengan sasaran-sasaran yang direncanakan pula.
Seandainya isi benakku yang naif di masa lalu itu bukan sekedar persepsi naif anak kecil, tapi benar-benar nyata. Lalu seperti apa negeri ini ya, dan seperti apa dunia ini..
Mungkinkah tak ada darah manusia tertumpah akibat keserakahan suatu negara? Dan mungkinkah tak ada darah manusia yang tertumpah akibat kepicikan isi benak orang-orang yang sebenarnya sudah dewasa?
*repost dari catatan saya di FB (16/4/11) setelah bom cirebon
Baca Selanjutnya..Label: secuil
Diposting oleh hangga di 03.56 0 komentar
Sabtu, 28 Januari 2012
sebuah pesan singkat
Label: secuil
Diposting oleh hangga di 05.30 0 komentar
Kamis, 26 Januari 2012
semacam
hidup itu, terkadang semacam repetisi
Baca Selanjutnya..Label: secuil
Diposting oleh hangga di 07.12 0 komentar