SERPIHAN YANG TERSERAK TERANGKAI DALAM MOZAIK

Sabtu, 08 Desember 2012

Kerlip Kunang di Genggamanku

Dinihari, di akhir pekan kedua Desember. Tentu saja masih gelap di luar sana. Sepertinya mendung. Kusingkap tirai jendela, dan memang tak ada bintang gemintang di langit.

Ya, beberapa menit lalu aku terbangun. Teringat, ada sesuatu yang semestinya kukerjakan "sore" tadi. Tapi kantuk yang menyerang membuatku lebih memilih memejamkan mata terlebih dulu.
Untunglah aku terbangun. Dan akhirnya selesai sudah aku mengerjakan apa yang memang seharusnya dikerjakan. Sore tadi mestinya. Tapi tak apalah sedikit terlambat. Ada untungnya juga, aku jadi bisa sekaligus melakukan sesuatu lainnya yang sangat-sangat bisa menenangkan hati.

Aku pun beranjak untuk kembali tidur. Lampu sudah kumatikan dan berganti kunyalakan lampu kecil yang redup. Tapi sesaat sebelum memejamkan mata.. Subhanallah.. Ada sesuatu berkerlip bergerak-gerak. Ternyata kunang-kunang. Suatu ciptaan Tuhan yang luar biasa indah.

Entah bagaimana dia bisa masuk dan terbang kesana kemari di kamarku dengan cahaya kuning kehijauan berpendar-pendar dari tubuhnya. Alhamdulillah aku berhasil mengabadikannya dengan kamera. Sebentar kugenggam di tanganku, kunikmati indahnya. Sebelum kemudian kubiarkan dia kembali terbang bebas.  

Serangga-serangga lain di luar sana masih berderik bersahutan. Langit juga masih gelap. Maka ditemani juga suara detak jarum-jarum jam, aku kembali memejamkan mata dan terlelap. Sebelum matahari merekah memancarkan cahaya paginya, "kunang-kunang" raksasa maha dahsyat bagi tatasurya ciptaan Yang Maha Besar.

(9/12/12)

Baca Selanjutnya..

Minggu, 11 November 2012

Saya Lupa Tidak Menyentuh Air dan Pasirnya

Trip ke Pantai Utara Jawa

CUKUP lama saya berencana melakukan perjalanan ke pantai utara Jawa. Perjalanan ini menjadi cukup istimewa bagi saya. Maklum, saya dilahirkan dan sejak kecil lebih banyak tinggal di dekat pantai selatan. Dari segi karekter pantainya tentu sangat berbeda, ombak di laut pantai utara lebih kecil daripada pantai selatan. Itulah yang membuat saya tertarik.

Akhirnya rencana saya kesampaian juga. Musim masih penghujan di minggu pertama April 2012, tapi beruntung cuaca sangat cerah. Hari itu saya melakukan perjalanan ke pantai utara di Semarang, Jawa Tengah. Setelah menempuh sekitar 4 jam perjalanan dari habitat saya Yogyakarta, akhirnya sampai juga di kota lumpia. Ada beberapa pantai di kota itu, tapi saya memilih Pantai Maron sebagai tujuan.

Ya, hari itu saya cukup beruntung. Seperti saya bilang tadi, di awal April itu hujan lebat seringkali mengguyur kota Semarang. Tapi hari itu cuaca benar-benar cerah, bahkan matahari bersinar lumayan terik. Maka perjalanan kami menyusuri beberapa tempat di kota itu, dan tentu saja Pantai Maron yang jadi tujuan utama, sama sekali tak terhambat cuaca buruk.

“Kamu beruntung kemarin cerah. Hari ini hujan lebat banget,” kata teman saya dalam pesan singkatnya keesokan harinya, saat saya sudah kembali ke habitat asli tentunya. Ya, teman saya ini sangat berbaik hati karena hari itu bersedia mengantar saya ke beberapa tempat menarik di kotanya. Dan pastinya ke Pantai Maron yang masih “sulit” dicari.

Saya bilang sulit dicari karena menurut saya memang masih tergolong pantai yang alami. Belum dikembangkan serius sebagai obyek wisata. Jalan sepanjang sekitar 2 km menuju pantai itu saja masih berupa jalan tanah berbatu. Berdebu kalau kemarau dan becek kalau habis hujan, begitulah kata teman saya.

Tapi, karena kondisinya yang masih alami itulah yang justru membuat saya tertarik untuk mendatanginya. Letaknya di dekat Bandara Ahmad Yani. Untuk ke sana, dari arah pusat kota kami masuk lewat kompleks bandara, kemudian menyusuri jalan yang memang benar-benar masih alami a.k.a jalan tanah kerikil berbatu.

Jalan tidak begitu banyak berbelok. Tapi dengan kondisi yang masih natural justru membuat saya tidak bosan melewatinya. Dan perjalanan kami menyusuri jalan yang benar-benar alami (kalau tidak mau dibilang jelek hehe..) sore itu langsung terbayarkan.

Pemandangan pantainya memang indah. Tidak begitu ramai. Ada beberapa pohon mati di tepi pantai yang batang dan ranting-rantingnya terlihat meranggas, memberi pemandangan tersendiri. Dan, matahari sudah mulai tenggelam, tentu bisa dibayangkan bagaimana warna langitnya yang indah.

Lagi-lagi saya beruntung. Setelah beberapa menit menikmati suasana pantai, matahari semakin turun mendekati garis cakrawala. Itu artinya… Sunset..!!! Momen sunset yang sangat langka mungkin. Saya benar-benar terpukau. Bukan cuma saat tenggelamnya matahari. Pendar-pendar warna langit jingga kemerahan sore itu benar-benar memukau. Amazing. Seingat saya, belum pernah saya melihat sunset sebagus itu sebelumnya.

Maka tidak keliru saya memilih pantai itu jadi tujuan utama. Mungkin kalau Pak Bondan akan bilang “Mak nyuss”, ah tapi tentu saja tidak karena bukan makanan hehe. Hmm..berbicara tentang makanan, perjalanan kami hari itu kemudian kami akhiri dengan mengisi perut, setelah puas menikmati sunset Pantai Maron.

Dan pilihan kami adalah seafood. Menu olahan kerang yang benar-benar “Mak nyuss” di dekat simpang lima itu pun mengembalikan tenaga kami setelah seharian menyusuri Semarang. Mulai dari Kelenteng Sam Poo Khong, Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), dan Pantai Maron.

Ah tapi saya lupa sesuatu. Setelah saya kembali ke habitat asal saya, baru saya ingat seperti ada yang kurang. Ternyata.. saya lupa tidak menyentuh air dan pasir pantai utara dengan tanganku. Mungkin karena benar-benar terpukau dengan sunset sore itu. Tapi tidak apa lah. Terimakasih Tuhan, untuk perjalanan hari itu. :)







     sunset di Pantai Maron




Baca Selanjutnya..

Senin, 18 Juni 2012

The Transit of Venus


X: ...
Y: Sayangnya si dia dah lewat. Sekedar transit sjenak. Seperti the transit of venus.
X: Sejenak dan tak berarti?
Y: Berarti. Dan terimakasih bwt venus krn sdh sempat transit.
X: Kata2 itu kira-kira untuk siapa?
Y: Kalau kubilang juga mungkin kamu ga tau :p
    Sebelum transit, venus terhantam meteor besar. Hingga goyah saat berputar di garis
    edarnya.
    Dia transit, mungkin butuh sejenak mengobati luka-luka hantaman meteor.
    Sekarang venus sudah bisa kembali ke garis edarnya, semoga tanpa goyah lagi.
    Aku akan tersenyum melepasnya :)
X: Aku ingin transit d hatimu. Bolehkah? Hi hi hi
Y: Ga boleh.
    Aku bukan rest area..hehe

Baca Selanjutnya..

Selasa, 15 Mei 2012

Dinihari Rasa Melon

Hey kamu..!

Ternyata aku terlanjur sayang dan jatuhcinta kepadamu

Mungkin kamu tidak tau
Tapi kamu selalu saja ada di ingatanku dan di ronggarongga hatiku
Aku mensyukurinya
Karena aku percaya itu adalah anugerah yang disisipkan Tuhan dalam hatiku
Dan aku percaya itu bukanlah sebuah kebetulan

Maafkan kalau itu mengganggumu,

setelah kamu tau
dan justru membuatmu berubah
Sekali lagi kukatakan
Terimakasih dan maaf

-pada dinihari rasa melow kubisikkan serangkai kata menye2-

Baca Selanjutnya..

Sabtu, 03 Maret 2012

orangorangan sawah

satu siang di hamparan sawah saya menemukan orangorangan sawah, yang mungkin padanan kata dalam bahasa 'sono'nya scarecrow.


menurut saya cukup menarik, sudah tidak begitu banyak atau jarang saya melihat ada orangorangan sawah. tidak tahu juga kenapa.

apa mungkin sekarang sudah tidak banyak burung yang sering mencuricuri bulir padi? atau burung-burung sudah pada makmur sehingga tidak perlu lagi mencuri padi dari para petani? mungkin juga burung-burung tak tega mencuri dari pak tani yang tak juga nasibnya membaik untuk bisa dibilang makmur.

mungkin.. burung pipit dan burung-burung lainnya yang dulu sering mencuri padi sekarang tak tega lagi. tak tega melihat para petani yang tetap begitu-begitu saja nasibnya, sementara di atas sana..orang-orang penting perutnya buncit-buncit pada makmur. tapi dari kabar yang mereka dengar, mungkin burung tahu, orang-orang 'atas' itu pada makmur karena mencuri uang rakyat.

jadi mungkin..burung pipit dan teman-temannya tidak lagi mencuri bulir padi para pak tani. maksud mereka, memberi kesempatan pada pak tani agar orangorangan sawahnya bisa dipasang di 'atas' untuk menakut-nakuti orang 'atas' biar tak lagi mencuri uang rakyat.

entahlah.. sayangnya saya tidak ketemu burung pipit, jadi saya tetap tidak tahu kenapa sekarang orangorangan sawah sudah jarang.


Baca Selanjutnya..

entah apa ini

pada langit petang kubisikkan..janganlah kau curahkan dulu tangismu, karena motorku baru saja kucucikan..


dan langit petang ternyata tak mampu menahan tangisnya tercurah kembali. maka kubisikkan pada motorku.. mungkin lumpur sedang rindu ingin menyapamu, tak apalah besok kucucikan lagi

tidak penting? memang :D

Baca Selanjutnya..

Minggu, 26 Februari 2012

memfosil

pernah suatu kali saya bermimpi.
suatu saat nanti, mungkin nanti setelah saya tak berpijak di bumi ini lagi. beberapa tahun, beberapa puluh, atau beberapa ratus tahun ke depan.
salah satu atau beberapa tulisan saya akan ditemukan menjadi fosil. entah fosil digital atau entah berbentuk apa, tp mjd fosil yg bermanfaat.


semoga terwujud. setidaknya seperti mimpi saya beberapa tahun lalu, suatu saat nanti nama saya akan ditemukan ketika dicari dg mesin pencari di dunia maya. ya begitulah.

sudah, cuma itu saja. sekarang, saya mau lanjut tidur lg di dini hari ini.

Baca Selanjutnya..

Kamis, 09 Februari 2012

buaya irian

seekor buaya irian

(Crocodylus novaeguineae)



usia: sekitar 6 bulan (muda), jantan
panjang: 70 cm (saat dewasa bisa 3,5m)

foto diambil 9/2/12


satwa ini diserahkan ke Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (YKAY) di Kulonprogo oleh Kelompok Studi Herpetologi Fakultas Biologi UGM Yogyakarta. Termasuk satwa dilindungi UU yang habitat aslinya di Papua.

Baca Selanjutnya..

Rabu, 08 Februari 2012

Naif dan Perdamaian

|sbuah catatan tentang bom dan ekspansi|


Waktu saya kecil dulu, tidak pernah terdengar kabar ada bom meledak. Di sekolah guru mengatakan, sekarang dunia masuk era damai setelah berakhirnya Perang Dunia II dan berdirinya PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa).


Tidak akan ada lagi perang di dunia, karena semua masalah diselesaikan tanpa penggunaan persenjataan militer. Tentu saya percaya dengan penjelasan guru.


Saya pun berpikir bahwa era perang adalah masa lalu, era bangsa-bangsa berebut kuasa secara kuno. Ke depan, tak akan ada lagi perang, dunia damai. Bangsa-bangsa sudah dewasa dan saling menghormati kedaulatan masing-masing.


Tak akan ada lagi muntahan peluru dari moncong laras senjata, tak ada rudal ditembakkan, tak ada penjajahan, tak ada ekspansi satu negara pada negara lain, semua negara merdeka.


Jika situasi dunia internasional saja sedamai itu, apalagi Indonesia. Senjata api hanya dimiliki aparat-aparat yang memang berwenang. Apalagi bom. Orang awam non militer ataupun polisi sama sekali tidak akan bersentuhan dengan barang angker itu. Apalagi sampai bisa merakit, bahkan meledakkannya dengan sasaran yang sudah direncanakan.


Ya, setidaknya seperti itulah yang ada di benak saya waktu itu. Begitu naif memang. Tapi tentu saja waktu itu saya tidak menganggap itu naif. Setidaknya sampai saya menyadari, di luar sana masih saja ada negara yang memperjuangkan kemerdekaannya. Begitulah yang terpampang dalam koran yang dipasang di hole sekolah SMP saya.


Saya masih ingat, ada organisasi bernama PLO (Palestine Liberation Organization) yang menjadi organisai untuk memperjuangkan terwujudnya negara itu. Tapi toh nyatanya hingga sekarang pun negara itu belum juga mendapatkan hak kemerdekaannya secara penuh.


Tidak hanya itu saja. Satu negara adi daya yang menyatakan diri sebagai polisi dunia, bahkan membombardir satu negara lainnya. Dengan alasan menyelamatkan rakyat dari negara yang dibombardir itu, menegakkan demokrasi, menegakkan hak asasi manusia (HAM), dan memerangi teroris.


Tidak hanya sekali dengan sasaran satu negara. Kekerasan dan kebrutalan yang mengatasnamakan kebenaran itu juga dilakukan pada negara-negara lainnya. Bahkan belakangan, sang aktor utama tidak hanya sendirian, tapi berkomplot dengan beberapa negara kongsinya dalam aksi bombardir pada satu negara berdaulat.


Seperti di luar sana, di Indonesia sendiri pun ternyata juga terjadi ketidakdamaian. Tentu saja, permasalahan dan bentuk ketidakdamaiannya berbeda. Tapi yang pasti, negara tercinta ini tidak sedamai seperti yang ada di benak saya waktu itu. Senjata-senjata api dengan mudah didapat para separatis, residivis, juga orang-orang yang disebut teroris.


Bahkan bom. Dulu saya pikir tak akan ada letupan-letupan bom selain yang diledakkan oleh aparat saat latihan. Nyatanya bom berkali-kali meledak di wilayah nusantara tercinta ini. Bukan suatu kecelakaan, tapi memang disengaja dan direncanakan oleh entah siapa yang sebenarnya tidak berhak. Bahkan dengan sasaran-sasaran yang direncanakan pula.


Seandainya isi benakku yang naif di masa lalu itu bukan sekedar persepsi naif anak kecil, tapi benar-benar nyata. Lalu seperti apa negeri ini ya, dan seperti apa dunia ini..


Mungkinkah tak ada darah manusia tertumpah akibat keserakahan suatu negara? Dan mungkinkah tak ada darah manusia yang tertumpah akibat kepicikan isi benak orang-orang yang sebenarnya sudah dewasa?


*repost dari catatan saya di FB (16/4/11) setelah bom cirebon

Baca Selanjutnya..

Sabtu, 28 Januari 2012

sebuah pesan singkat

"mz, knp mb e itu pergi g kmu cegah to?"
sebuah pesan singkat ini tiba-tiba saja masuk ke hp saya tadi malam. Dari seorang teman yang sudah seperti adik saya (setidaknya kalau boleh saya bilang seperti itu).

Sudah lama saya mengenalnya, dan cukup tahu bahwa dia tidak punya kemampuan meramal, membaca kartu tarot, atau menerawang seseorang dari jarak jauh. Ataukah sebenarnya dia bisa melakukan salah satunya, tanpa selama ini saya tau..

Ya, tentu saja saya cukup kaget kenapa dia bisa tiba-tiba menanyakan sesuatu yang sangat personal seperti itu lewat pesan singkatnya. Karena, hampir tak pernah juga saya cerita hal-hal yang sangat personal padanya.

Kalau pun pernah sesekali, itu hanya tentang sedikit cerita lalu yang sudah berlalu. Bukan pula tentang seseorang yang sedang meninggalkan saya ataupun seseorang yang sedang saya tinggalkan.

Tak ingin lama-lama termakan rasa penasaran, saya pun mencoba meminta penjelasan dengan apa yang dia tanyakan. Sialnya, dia tak mau langsung menjawab dan justru mengajukan perjanjian. Ya, dia mendesakku untuk mengatakan benar, kalau apa yang dia jelaskan memang benar.

Terpaksalah saya menyepakati perjanjian itu. Walaupun dengan 'mensiasati' agar saya bisa melanggarnya. Atau lebih tepatnya saya curang tentang perjanjian yang seolah saya sepakati, padahal saya tidak sepakat (tentu tanpa dia tahu kalau saya sedang 'bersiasat').

Dan berhasil. Akhirnya saya tahu kalau dia hanya berspekulasi saja dengan pertanyaan itu. Dan spekulasinya tentang 'mbak e' itu ternyata juga sangat keliru.

Saya akhirnya juga tahu bagaimana dia bisa mengambil kesimpulan (baca: pertanyaan) spekulatif itu. Memang bukan dari meramal, membaca tarot, ataupun menerawang jarak jauh. Dia sama sekali tak punya kemampuan itu.
Apa pun, spekulasi itu sempat cukup mengagetkan saya.

Baca Selanjutnya..

Kamis, 26 Januari 2012

semacam

hidup itu, terkadang semacam repetisi

Baca Selanjutnya..