SERPIHAN YANG TERSERAK TERANGKAI DALAM MOZAIK

Jumat, 30 Desember 2011

hey kamu

bila itu kamu, semoga Tuhan menunjukkan arah pertemuan kita.
bila bukan, semoga Tuhan selalu memberimu jalan kebahagiaan. begitu juga denganku.
hey kamu, entah dimana, yang memang kamu.. senyumku selalu untukmu, smoga Tuhan mengabulkan doa kita. (30/12)

Baca Selanjutnya..

Kamis, 27 Oktober 2011

dinihari, caffeine, dan hujan

dinihari buta, tapi mataku belum bisa terpejam. mungkin gara-gara sisa caffein yang masih mengalir dalam nadiku, dari secangkir kopi yang kuminun beberapa waktu tadi.

syahdu suara hujan di luar sana dan alunan nada-nada sayup dari sebuah kotak pipih di genggaman tanganku ternyata belum mampu pula membuatku terbuai ke alam antah berantah.

mungkin simfoni hujan ini terlalu indah untuk dilewatkan, hingga mataku belum mau terpejam.

dan bolehkah kugandeng tanganmu? sekedar menemaniku menikmati nyanyian alam ini, sampai ku terlelap. walaupun kemudian nanti ketika aku membuka mata akan kusadari itu hanyalah mimpi. tapi setidaknya, kamu telah menemaniku, meski di alam antah berantah.

Baca Selanjutnya..

Jumat, 15 Juli 2011

green


















Tuhan mempunyai banyak cara untuk menyisipkan rasa bahagia pada makhluknya. Tinggal bagaimana makhluk menerjemahkan, merasakan, dan mensyukurinya.

Baca Selanjutnya..

guntur dan caping kulit buaya

gemuruh lembut guntur tak henti-hentinya sejak sore tadi di sisi langit sebelah utara.
sementara titik-titik air mengetuk-ngetuk genting, suaranya berpadu dengan derik-derik serangga malam.
teringat dengan "caping kulit buaya" dari daun pandan pemberian ayah, yang melindungi kepalaku belasan tahun lalu.

-selamat jalan ayah, semoga damai di sana. amin-

Baca Selanjutnya..

Hujan dan Ny Ageng Serang

Butir-butir air sebesar biji jagung menerjang-nerjang kulit mukaku ketika kuterobos lebatnya hujan semalam, terasa sedikit pedih. Sekitar 80 km per jam melaju, derasnya hujan membuat jarak pandang begitu terbatas. Mengikuti marka garis putih putus-putus, entah berapa lama akhirnya sampai di simpang lima yang sudah tak asing lagi bagiku. Seorang pahlawan penunggang kuda selalu gagah dan ramah menyambut siapa saja yang melintas. Tanpa gerak, tanpa suara.

Beberapa bulan lalu kulihat beberapa pekerja membersihkan patung pahlawan wanita berkuda itu. Dan beberapa hari kemudian kulihat wajahnya semakin bersinar. Dulunya seluruh badan dan kuda tunggangnya berwarna hitam legam, namun sejak itu menjadi bersinar emas. Senyum si kuda pun terlihat semakin cemerlang. Hujan lebat semalam pun tak membuat kegagahan pahlawan wanita itu berkurang sama sekali.

Lampu merah di simpang lima berganti hijau, dan aku kembali melaju memacu kuda logamku. Menembus butir-butir air yang masih tercurah dari langit meskit tak selebat beberapa waktu sebelumnya.

Baca Selanjutnya..

langit biru

Langit biru semburat awan putih tipis, jernih sinar mentari, kicau burung dan desing serangga di pepohonan, semilir angin getarkan simfoni dedaunan, aroma kemangi arab yang tumbuh di pojok rumah, capung kerbau hinggap tepat didepanku tak lebih dari 40 cm. duduk di sofa teras kunikmati mereka. alhamdulillah..

Baca Selanjutnya..

pesisiran

ing pesisiran, angine sembribit agawe roso ayem lan tentrem. blarak klopo lan gegodongan liyo-liyane kang keno angin podo obah nyuworo kemrusuk, ngresep ing ati sak sopo wae kang nglaras suaraning alam pesisir.
ombak gumebyur, pasir kang kabur angin, coyo srengenge semburat jinggo ing wayah sore, nyawiji ing endahing pesisir kidul abebates cakrawala samudra..

Baca Selanjutnya..