SERPIHAN YANG TERSERAK TERANGKAI DALAM MOZAIK

Sabtu, 28 Januari 2012

sebuah pesan singkat

"mz, knp mb e itu pergi g kmu cegah to?"
sebuah pesan singkat ini tiba-tiba saja masuk ke hp saya tadi malam. Dari seorang teman yang sudah seperti adik saya (setidaknya kalau boleh saya bilang seperti itu).

Sudah lama saya mengenalnya, dan cukup tahu bahwa dia tidak punya kemampuan meramal, membaca kartu tarot, atau menerawang seseorang dari jarak jauh. Ataukah sebenarnya dia bisa melakukan salah satunya, tanpa selama ini saya tau..

Ya, tentu saja saya cukup kaget kenapa dia bisa tiba-tiba menanyakan sesuatu yang sangat personal seperti itu lewat pesan singkatnya. Karena, hampir tak pernah juga saya cerita hal-hal yang sangat personal padanya.

Kalau pun pernah sesekali, itu hanya tentang sedikit cerita lalu yang sudah berlalu. Bukan pula tentang seseorang yang sedang meninggalkan saya ataupun seseorang yang sedang saya tinggalkan.

Tak ingin lama-lama termakan rasa penasaran, saya pun mencoba meminta penjelasan dengan apa yang dia tanyakan. Sialnya, dia tak mau langsung menjawab dan justru mengajukan perjanjian. Ya, dia mendesakku untuk mengatakan benar, kalau apa yang dia jelaskan memang benar.

Terpaksalah saya menyepakati perjanjian itu. Walaupun dengan 'mensiasati' agar saya bisa melanggarnya. Atau lebih tepatnya saya curang tentang perjanjian yang seolah saya sepakati, padahal saya tidak sepakat (tentu tanpa dia tahu kalau saya sedang 'bersiasat').

Dan berhasil. Akhirnya saya tahu kalau dia hanya berspekulasi saja dengan pertanyaan itu. Dan spekulasinya tentang 'mbak e' itu ternyata juga sangat keliru.

Saya akhirnya juga tahu bagaimana dia bisa mengambil kesimpulan (baca: pertanyaan) spekulatif itu. Memang bukan dari meramal, membaca tarot, ataupun menerawang jarak jauh. Dia sama sekali tak punya kemampuan itu.
Apa pun, spekulasi itu sempat cukup mengagetkan saya.

Baca Selanjutnya..

Kamis, 26 Januari 2012

semacam

hidup itu, terkadang semacam repetisi

Baca Selanjutnya..