Tuhan mempunyai banyak cara untuk menyisipkan rasa bahagia pada makhluknya. Tinggal bagaimana makhluk menerjemahkan, merasakan, dan mensyukurinya.
Baca Selanjutnya..
SERPIHAN YANG TERSERAK TERANGKAI DALAM MOZAIK
Jumat, 15 Juli 2011
guntur dan caping kulit buaya
gemuruh lembut guntur tak henti-hentinya sejak sore tadi di sisi langit sebelah utara.
sementara titik-titik air mengetuk-ngetuk genting, suaranya berpadu dengan derik-derik serangga malam.
teringat dengan "caping kulit buaya" dari daun pandan pemberian ayah, yang melindungi kepalaku belasan tahun lalu.
-selamat jalan ayah, semoga damai di sana. amin-
Baca Selanjutnya..
sementara titik-titik air mengetuk-ngetuk genting, suaranya berpadu dengan derik-derik serangga malam.
teringat dengan "caping kulit buaya" dari daun pandan pemberian ayah, yang melindungi kepalaku belasan tahun lalu.
-selamat jalan ayah, semoga damai di sana. amin-
Label: secuil
Diposting oleh hangga di 04.29 0 komentar
Hujan dan Ny Ageng Serang
Butir-butir air sebesar biji jagung menerjang-nerjang kulit mukaku ketika kuterobos lebatnya hujan semalam, terasa sedikit pedih. Sekitar 80 km per jam melaju, derasnya hujan membuat jarak pandang begitu terbatas. Mengikuti marka garis putih putus-putus, entah berapa lama akhirnya sampai di simpang lima yang sudah tak asing lagi bagiku. Seorang pahlawan penunggang kuda selalu gagah dan ramah menyambut siapa saja yang melintas. Tanpa gerak, tanpa suara.
Beberapa bulan lalu kulihat beberapa pekerja membersihkan patung pahlawan wanita berkuda itu. Dan beberapa hari kemudian kulihat wajahnya semakin bersinar. Dulunya seluruh badan dan kuda tunggangnya berwarna hitam legam, namun sejak itu menjadi bersinar emas. Senyum si kuda pun terlihat semakin cemerlang. Hujan lebat semalam pun tak membuat kegagahan pahlawan wanita itu berkurang sama sekali.
Lampu merah di simpang lima berganti hijau, dan aku kembali melaju memacu kuda logamku. Menembus butir-butir air yang masih tercurah dari langit meskit tak selebat beberapa waktu sebelumnya.
Baca Selanjutnya..
Beberapa bulan lalu kulihat beberapa pekerja membersihkan patung pahlawan wanita berkuda itu. Dan beberapa hari kemudian kulihat wajahnya semakin bersinar. Dulunya seluruh badan dan kuda tunggangnya berwarna hitam legam, namun sejak itu menjadi bersinar emas. Senyum si kuda pun terlihat semakin cemerlang. Hujan lebat semalam pun tak membuat kegagahan pahlawan wanita itu berkurang sama sekali.
Lampu merah di simpang lima berganti hijau, dan aku kembali melaju memacu kuda logamku. Menembus butir-butir air yang masih tercurah dari langit meskit tak selebat beberapa waktu sebelumnya.
Label: kisah
Diposting oleh hangga di 04.26 0 komentar
langit biru
Langit biru semburat awan putih tipis, jernih sinar mentari, kicau burung dan desing serangga di pepohonan, semilir angin getarkan simfoni dedaunan, aroma kemangi arab yang tumbuh di pojok rumah, capung kerbau hinggap tepat didepanku tak lebih dari 40 cm. duduk di sofa teras kunikmati mereka. alhamdulillah..
Baca Selanjutnya..
Label: secuil
Diposting oleh hangga di 04.21 0 komentar
pesisiran
ing pesisiran, angine sembribit agawe roso ayem lan tentrem. blarak klopo lan gegodongan liyo-liyane kang keno angin podo obah nyuworo kemrusuk, ngresep ing ati sak sopo wae kang nglaras suaraning alam pesisir.
ombak gumebyur, pasir kang kabur angin, coyo srengenge semburat jinggo ing wayah sore, nyawiji ing endahing pesisir kidul abebates cakrawala samudra..
Baca Selanjutnya..
ombak gumebyur, pasir kang kabur angin, coyo srengenge semburat jinggo ing wayah sore, nyawiji ing endahing pesisir kidul abebates cakrawala samudra..
Label: secuil
Diposting oleh hangga di 04.04 0 komentar
Langganan:
Postingan (Atom)